Apakah label diskon masih menarik pembeli? Sebuah label diskon yang sudah tidak terlihat seksi
Tujuan dari sebuah label diskon adalah untuk membuat tingkat ketertarikan konsumen menaik terhadap sebuah barang atau sebuah toko.
Secara psikologi, ketika adanya diskon untuk sebuah produk maka Konsumen akan lebih enggan mencari produk yang sama ditempat lain.
Tapi, menurut pendapat saya. Semua yang telah disebutkan diatas dapat tercapai jika pengaturan diskon direncanakan dengan tepat!
Misalnya,
1. Memang produk kita unik
Misalnya seperti sepatu Nike, Uniqlo atau produk – produk lainnya yang memang memiliki produk ekslusive. Customer biasanya sudah tau harga asli dari produk tersebut, dan ketika produk tersebut memiliki harga discount, maka harapannya customer akan lebih bersemangat untuk membeli dalam waktu dekat.
Tapi, apa yang terjadi jika produk kita tidak unik dan banyak dimiliki oleh toko lain?
- Perang diskon oleh toko lain, dan harga pasar bisa drop terhadap barang yang kita miliki
- Calon pembeli, kemungkinan akan tetap mencari alternatif harga yang lebih murah ditoko lain,
- Tingkat kepercayaan konsumen terancam turun, ketika toko lain menjual produk tersebut dengan harga yang sama tanpa diskon maka trust customer akan menurun “disoknnya bohong – bohongan, harganya di naikin dulu”
2. Memang diskon yang ditawarkan lebih murah dengan kualitas yang sama
Tidak apa – apa produk kita tidak unik, tapi memang diskon yang kita tawarkan memang lebih murah dari harga yang biasa kita pakai dengan kualitas yang sama.
Ada beberapa case yang sering saya temukan,
- Kualitas turun, “Memang diskon, tapi kok isinya mengsedikit”. Jangan sampai malah calon consumer jadi lebih tidak berminat untuk membeli karena kualitas barang diskon ternyata lebih buruk dari harga asli!
- Diskon terus menerus, “ngapain beli, besok juga masih diskon, minggu depan juga.” Jadi apa gunanya diskon dong? Untuk case seperti ini, kadang saya sendiri melihat label diskon atau poster diskon terpampang besar disebuah toko tapi menurut saya itu tidak menarik, “tidak seksi lagi” karena, ya buat apa terpancing diskon yang memang setiap hari ada 😀
Kurang lebih begitu, tulisan saya kali ini. Semoga jadi catatan untuk saya dalam strategi membuat diskon :
- Seasonal, jangant terus menerus
- Kualitas tetap di jaga
- Jangan menipu diskon (dinaikan dulu, terus di diskon)